Jumat, 29 Mei 2009

I. SUMBER DAN PENYEBAB KESALAHAN KLAUSA
Kesalahan berbahasa dalam bidang klausa sering dijumpai dalam kegiatan berbahasa sehari-hari, baik secara lisan maupun tertulis. Data-data kesalahan berbahasa dalam berbahasa secara lisan misalnya, berpidato, ceramah, diskusi, berdebat, bercakap-cakap, dan lain-lain, yang dapat dikumpulkan melalui alat perekam suara yang dapat diputar ulang atau ditranskripkan. Sedangkan data-data dalam kegiatan berbahasa secara tertulis dapat dikumpulkan dari hasil kegiatan tulis-menulis seperti surat kabar, majalah, buku-buku, skripsi, makalah, dan sebagainya. Dari kedua sumber di atas dapat dipillih aneka kesalahan berbahasa dalam bidang klausa.
Ada berbagai sebab yang dapat mengakibatkan terjadinya kesalahan berbahasa dalam bidang klausa, yaitu disebabkan oleh,
a. Pengaruh bahasa ibu
b. Penambahan preposisi di antara kata kerja aktif (aktif maupun pasif) dan objeknya
c. Penambahan kata kerja bantu “adalah” dalam klausa ekuasional
d. Perubahan kata kerja aktif menjadi kata kerja pasif dalam klausa medial aktif
e. Penghilangan kata “oleh” dalam klausa pasif
f. Penghilangan preposisi dari kata kerja berpreposisi
g. Penghilangan preposisi klausa intransitif atau penghilangan kata “yang” dalam klausa adjektival
h. Adanya kerancuan








II. LINGKUP KESALAHAN
a. Pengaruh Bahasa Ibu
Pengaruh bahasa ibu atau bahasa daerah terhadap bahasa Indonesia dapat bersifat positif dan negatif. Apabila sistem bahasa yang digunakan sama dengan sistem bahasa Indonesia maka pengaruhnya bersifat positif atau transfer positif. Sedangkan, apabila sistem bahasa ibu yang diterapkan dalam berbahasa Indonesai tidak sama maka terjadi pengaruh yang negatif atau transfer negatif, yang disebut juga dengan interferensi.
Interferensi bahasa ibu atau daerah terhadap bahasa Indonesia menimbulkan kesalahan berbahasa. Hal ini dapat terjadi pada setiap tataran linguistik bahasa Indonesia, misalnya dalam bidang fonologi, morfologi, sintaksis (frasa, klausa, dan kalimat) wacana serta semantik. Artinya, akibat interferensi inilah terjadi kesalahan berbahasa dalam bidang fonologi, morfologi, sintaksis, wacana, dan semantik.
Interferensi bahasa ibu terhadap bahasa Indonesia, khusus dalam bidang klausa, cukup banyak.

b. Penambahan Preposisi Di Antara Kata Kerja dan Objeknya Dalam Klausa Aktif
Klausa aktif biasanya mempunyai kata kerja transitif berimbuhan me- seperti memanggil, memperlancar, mendiami, dan sejenisnya. Setiap kata kerja transitif tersebut membutuhkan objek tertentu. Hubungan antara kata kerja transitif dan objek itu sangat erat. Susunannya predikat-objek tidak dapat dibalik menjadi predikat-objek, dan diantara predikat-objek tidak dapat disisipi preposisi.
Apabila konstruksi predikat - objek dalam klausa aktif disisipi oleh preposisi tertentu maka terjadilah klausa aktif yang tidak baku atau salah. Artinya, apabila ada konstruksi (predikat + preposisi + objek) dalam satu klausa aktif maka klausa itu tidak baku atau salah. Misalnya klausa aktif memanggil kepada saya, kami mengetahui akan tingkah lakunya, dan ayah menyukai menantunya. Klausa harusnya diucapkan ataupun dituliskan sebagai ia memanggil saya, kami mengetahui tingkah lakunya, dan ayah menyukai menantunya.
c. Penambahan Kata Kerja Bantu “Adalah” Dalam Klausa Ekuasional
Klausa ekuasional yang terdiri subjek kata benda dan predikat juga kata benda, seperti ayah guru, ibu dokter, dan kakak tentara, sering disisipi oleh kata kerja bantu adalah. Dengan demikian maka klausa ayah guru bersaing dengan ayah adalah guru, ibu dokter bersaing dengan ibu adalah dokter, dan kakak tentara bersaing dengan kakak adalah tentara.
Klausa ekuasional adalah klausa yang berpredikat nomina atau kata benda. Klausa ekuasional yang disisipi kata sering kita jumpai dalam penggunaan bahasa, baik secara tertulis maupun lisan.

d. Pemisahan Pelaku dan Kata Kerja Dalam Klausa Pasif
Klausa aktif kamu menyepak bola mempunyai dua bentuk klausa pasif. Klausa pasif pertama adalah bola itu kamu sepak. Klausa pasif kedua adalah bola itu disepak oleh kamu.
Dari penjelasan tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pelaku dan kata kerja dalam klausa pasif merupakan satu kesatuan yang padu. Ini berarti bentuk kamu sepak, kausepak, dan kusepak tidak boleh disisipi kata lain. Bentuk-bentuk seperti kamu akan sepak, kau mau sepak, ku hendak sepak tidak dterima dalam penggunaan bahasa baku.

e. Penghilangan Kata”Oleh” Dalam Klausa Pasif
Salah bentuk klausa dari kata kamu menyepak bola itu adalah klausa bola itu disepak oleh kamu. Kata oleh dalam konstraksi (V pasif + oleh + N/Pr) merupakan keharusan keberadaannya dalam penggunaan bahasa baku. Dalam penggunan bahasa tak baku dalam konstruksi itu sering dihilangkan sehingga terbentuk klausa yang tak baku, yakni bola itu disepak kamu. Sehingga klausa yang tidak baku itu dapat dianggap biasa saja atau dianggap benar.

f. Penghilangan Preposisi Dari Kata Kerja Berpreposisi Dalam Klausa Pernyataan
Klausa pernyataan ia benci akan wanita terdiri dari subjek ia dan predikat benci akan wanita. Predikat klausa itu berupa frasa verbal berstruktur (V intrasitif + Preposisi + N). Kedudukan preposisi dalam stuktur frasa verbal itu bersifat wajib karena benci akan merupakan satu kesatuan yang lebih dikenal dengan verba berpreposisi.
Apabila preposisi tersebut dihilangkan dari konstruksi (V intransitive + peposisi + N), maka frasa itu menjadi tidak baku. Pada gilirannya klausa di mana frasa tidak baku itu bergabung menjadi frasa yang tidak baku.

g. Penghilangan Kata Yang Dalam Klausa Nominal
Perhatikan dengan cermat kalimat berikut ini,
(1) Orang yang menangkap ikan itu tetangga saya
(2) Orang yang paling malas itu tetangga saya
Klausa orang yang menangkap ikan pada kalimat (1) tergolong klausa nominal yang terikat. Kata orang dalam klausa itu dietrangkan oleh frasa verbal. Klausa orang yang paling malas pada kalimat (2) termasuk klausa nominal yang terikat. Kata orang dalam klausa itu dijelaskan oleh frasa adjektival. Kata pada klausa orang yang menangkap ikan itu dan pada klausa orang yang paling malas itu wajib pemakaiannya.
Apabila kata yang dalam kedua klausa itu dihilangkan maka terjadi klausa yang tidak baku. Cobalah perhatikan kejanggalan kalimat berikut karena klausanya tidak baku.
(3) Orang menangkap ikan itu tetangga saya
(4) Orang paling malas itu tetangga saya
Kalimat (3) adalah kalimat yang tidak baku sehingga tidak diterima dalam masyarakat penggunaan bahasa. Kalimat (4) mungkin masih bisa jalan atau sering digunakan dalam bahasa non baku tetapi kalimat itu tetap tidak baku. Ini berarti bahwa klausa orang menangkap ikan itu adalah klausa yang salah, dan klausa orang paling malas itu juga adalah klausa yang tidak baku namun dalam bahasa non baku sering digunakan.

h. Penghilangan Kata kerja Dalam Klausa Intransitif
Klausa intransitif adalah klausa yang mengandung kata kerja intransitif, yaitu kata kerja yang tidak memerlukan sesuatu objek. Misalnya frasa ayah pergi ke kantor, dan ibu tinggal di rumah. Dalam penggunaan bahasa sehari-hari terutama penggunaan bahasa non baku klausa itu dituliskan atau diucapkan menjadi ayah pergi ke kantor, dan ibu tinggal di rumah.
Apabila kita bandingkan klausa (1) ayah pergi ke kantor, dan kausa (2) ayah ke kantor maka segera terlihat perbedaannya. Klausa (1) mengandung kata kerja intransitif sedang klausa (2) tidak mengandung kata kerja intransitif. Klausa (1) bernama klausa intransitif sedangkan klausa (2) tidak bernama klausa intransitif. Dari sudut pandang klausa intransitif klausa (1) disebut klausa intransitif yang baku, sedangkan klausa (2) disebut klausa tidak baku.

i. Penambahan Kata Untuk Dalam Klausa Pasif
Klausa pasif adalaah klausa yang subjeknya berperan sebagai penderita. Misalnya klausa tamu disuruh pergi, dan aku diminta datang. Dalam penggunaan bahasa tak baku klausa itu, disisipi kata untuk sehingga klausanya dituliskan dan diucapkan menjadi tamu disuruh untuk pergi, dan aku diminta untuk datang.

j. Penggantian Kata Daripada Dengan Kata Dari Dalam Klausa Bebas
Perhatikan dengan cermat klausa berikut ini,
(1) Ini lebih mahal daripada itu
(2) Adiknya lebih lincah daripada kakaknya
Setiap klausa bebas di atas memperbandingkan dua hal atau benda. Dalam setiap perbandingan itu digunakan preposisi daripada. Aturan ini tidak selalu diikuti oleh pemakai bahasa lebih-lebih dalam pengguaan bahasa tidak baku. Alih-alih yang menggunakan preposisi daripada digunakan preposisi dari. Akibatnya terjadilah peggunaan klausa bebas yang salah atau tidak baku. Bentuk tidak baku dari klausa di atas, adalah
(3) Ini lebih mahal dari itu
(4) Adiknya lebih lincah dari kakaknya

k. Pemasifan Kata Kerja Dalam Klausa Medial
Klausa medial adalah klausa yang subjeknya berperan baik sebagai pelaku maupun sebagai penderita. Kata kerja yang digunakan dalam klausa medial biasanya kata kerja aktif. Misalnya klausa-klausa berikut ini:
(1) Dia menghibur dirinya
(2) Dia menyiksa dirinya
Subjek dalam setiap klausa medial di atas berperan pula sebagai penderita dan kata kerjanya berbentuk aktif. Aturan ini tidak selamanya diikuti oleh pemakai bahasa mungkin karena ketidaktahuan aturan atau memang disengaja. Akibatnya terjadilah pemakaian klausa medial yang tidak baku karena kata kerja aktif diubah menjadi kata kerja pasif. Bentuk tidak baku dari klausa medial di atas adalah
(3) (Sudah saatnya) dia hibur dirinya
(4) (Benar kamu melihat) dia siksa dirinya

l. Klausa Rancu
Jenis klausa ini disebabkan oleh berbagai hal. Ada klausa menjadi rancu disebabkan susunannya atau strukturnya rancu. Ada pula klausa yang menjadi rancu karena pilihan kata atau diksi yang tidak tepat. Bahkan ada klausa menjadi rancu karena pemakaian preposisi yang tidak tepat, karena penggunaan imbuhan yang salah.





III. Cara Menanggulangi Kesalahan Berbahasa Dalam Bidang Klausa
Dalam pengajaran bahasa, baik pengajaran bahasa pertama maupun kedua, kesalahan berbahasa yang diperbuat dianggap sebagai pertanda pengajaran bahasa belum berhasil. Muncullah konsep analisis konstratif dan konsep analisis kesalahan berbahasa yang bertujuan menyempurnakan pengajaran bahasa. Baik konsep analisis konstratif maupun analisis kesalahan berbahasa berupaya untuk meminimalkan, bila dapat menghilang, kesalahan berbahasa yang dibuat oleh siswa.
Analisis kesalahan berbahasa memiliki enam langkah dalam mempersiapkan cara pengajaran bahasa kedua, yaitu:
a. Mengumpulkan data kesalahan berbahasa.
b. Mengidentifikasi dan mengklasifikasi kesalahan berdasarkan tataran linguistik.
c. Mengurutkan kesalahan frekuensi terjadinya.
d. Menjelaskan apa yang salah, penyebab kesalahan dan cara memperbaiki kesalahan.
e. Memprediksi tataran kebahasan yang rawan kesalahan.
f. Mengoreksi kesalahan dan mencari jalan untuk mengurangi atau menghilangkan kesalahan berbahasa.
Para penganut analisis konstratif berpendapat bahwa penanggulangan kesalahan berbahasa dalam bidang klausa, harus diawali dari penyempurnaan pengajaran klausa. Hal yang sama juga dianjurkan oleh kaum penganut teori analisis kesalahan berbahasa. Penanggulangan kesalahan berbahasa harus diawali oleh pembenahan perencanaan pengajaran klausa. Agaknya pandangan para ahli pengajaran bahasa pertama pun mengenai hal itu sama dengan ahli pengajaran bahasa kedua. Perbaikan kesalahan berbahasa dalam bidang klausa harus dimulai dari pembenahan perencanaan pengajaran klausa. Pendek kata perbaikan hasil pengajaran harus dimulai dari penyempurnaan pengajaran klausan itu sendiri
Berbicara tentang pembenahan pengajaran klausa berarti kita berbicara tentang komponen proses belajar mengajar klausa bahasa Indonesia. Pembicaraaan akan dipusat kepada dua komponen proses belajar mengajar klausa. Pertama, mengenai sumber bahan pengajaran klausa, penyusunan bahan pengajaran klausa, pengurutan dan penekanan bahan pengajaran klausa. Kedua, mengenai cara-cara penyajian bahan klausa seperti peniruan, penghilangan, latihan runtun, dan penguatan.
Ada tiga cara dalam penentuan landasan penentuan bahan pengajaran klausa, yaitu:
a. Bahan didasarkan pada perbedaan tataran klausa, bahasa ibu siswa dengan tataran klausa bahasa Indonesia. Hal ini dianjurkan oleh para pengikut teori analisis kontrastif.
b. Penentuan bahan pengajaran ditentukan dari analisis kesalahan klausa. Langkah-langkahnya mulai dengan mengumpulkan data kesalahan klausa, mengklasifikasi kesalahan klausa, berdasarkan tataran klausa dan diusulkan berdasarkan frekuensi terjadinya kesalahan. Kemudian dari kesalahan itu diprediksi kesulitan belajar dan kesalahan klausa yang mungkin dilakukan oleh siswa dalam mempelajari klausa bahasa Indonesia. Berdasarkan hal terakhir ini dapatlah disusun bahan pengajaran klausa yang lebih tepat.
c. Mendeskripsikan tataran klausa bahasa Indonesia dan memperkirakan butir-butir yang potensial mendatangkan kesalahan berbahasa. Hal ini dilengkapi dengan pengalaman guru selama ini dalam mengajarkan klausa bahasa Indonesia. Perpaduan kedua hal terakhir ini dapat dijadikan dasar dalam penyusunan bahan pengajaran klausa bahasa Indonesia.
Sebagai kesimpulan, berikut ini disajikan kesimpulan penanggulangan kesalahan berbahasa dalam bidang klausa seperti berikut,
a. Perumusan tujuan pengajaran frasa secara tepat dan operasioanal.
b. Memilih sumber bahan pengajaran klausa yang relevan dan beraneka. Menentukan urutan bahan pengajaran klausa. Menetapkan penekanan bahan pengajaran klausa. Menyusun bahan pengajaran klausa.
c. Menyusun pembelajaran dan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang sistematis, menyeluruh, dan relevan.
d. Memilih metode penyajian bahan klausa yang merangsang, menarik, bervariasi, dan menggiatkan siswa.
e. Memilih, membuat, dan mendemonstrasikan pemanfaatan media pengajaran klausa yang fungsional, menarik, dan sesuai dengan bahan dan tujuan pengajaran.
f. Menyusun kisi-kisi penilaian, menyusun butir-butir penilaian, dan menyusun alat penilaian hasil pengajaran klausa.

IV. Contoh Kesalahan Analisis Kesalahan Dalam Bidang Klausa
a. Pengaruh Bahasa Ibu
Salah Benar
Celananya Putra jelek Celana Putra jelek
Kami suka makan Kami sering makan
Tiwi datang sendirian Tiwi datang seorang

b. Penambahan Preposisi Di Antara Kata Kerja (Aktif Ataupun Pasif) Dan Objeknya Dalam Klausa Aktif
Salah Benar
Yuni mencari akan kesibukan Yuni mencari kesibukan
Ayah menyukai pada peliharaannya Ayah menyukai peliharaannya
Kakak menyayangi pada anak-anak yatim Kakak menyayangi anak-anak yatim

c. Penambahan kata kerja bantu adalah dalam klausa ekuasional
Salah Benar
Kakakku adalah dokter Kakakku dokter
Isa dijemput Ibu Isa dijemput oleh Ibu
Lantainya adalah keramik Lantainya keramik



d. Pemisahan Pelaku dan Kata Kerja Dalam Klausa Pasif
Salah Benar
Kami ingin ambil kiriman itu Ingin kami ambil kiriman itu
Mau nelayan beli umpan Nelayan mau beli umpan
Rian sanggup angkat kursi itu Rian angkat kursi itu

e. Penghilangan Kata Oleh Dalam Klausa Pasif
Salah Benar
Majalah itu dibaca Yuli Majalah itu dibaca oleh Yuli
Ayam dijual ayah Ayam dijual oleh Ayah
Kakakku ditemani ayah Kakakku ditemani oleh ayah

f. Penghilangan preposisi Dari Kata Kerja Berpreposisi Dalam Klausa
Pernyataan
Salah Benar
Aku kena kebohongan Aku benci akan kebohongan
Ayah bercerita peristiwa itu Ayah bererita tentang peristiwa

g. Penghilangan Kata Yang Dalam Klausa Nominal
Salah Benar
Adik tidak menuruti nasehat Adik yang tidak menuruti nasehat
Cewek paling cantik Cewek yang paling cantik
Siswa paling malas Siswa yang paling malas

h. Penghilangan Kata kerja Dalam Klausa Intransitif
Salah Benar
Nelayan ke laut Nelayan pergi ke laut
Mita ke Madiun Mita pergi ke Madiun
Nia dari desa Nia pulang dari desa
i. Penambahan Kata Untuk Dalam Klausa Pasif
Salah Benar
Dosen diharap untuk dating Dosen diharap datang
Dia disuruh untuk mencuri Dia disuruh mencuri
Kami diundang untuk menginap Kami diundang menginap

j. Penggantian Kata Daripada Dengan Kata Dari Dalam Klausa Bebas
Salah Benar
Kambing lebih besar dari ayam Kambing lebih besar daripada ayam
Ikan lebih enak dari tempe Ikan lebih enak daripada tempe
Kota lebih ramai dari desa Kota lebih ramai daripada desa

k. Pemasifan Kata Kerja Dalam Klausa Medial
Salah Benar
Aku tusuk kukuku Aku menusuk kukuku
Nana usap hidungnya Nana mengusap hidungnya
Dia benci dirinya Dia membenci dirinya

l. Klausa Rancu
Salah Benar
Belok kanan jalan terus Belok ke kanan boleh jalan terus
Dilarang tidak boleh berjualan di sini Dilarang berjualan disini
Tidak boleh berjualan di sini




Selain contoh di atas,
a. Pengaruh Bahasa Ibu
• Paragraf kedua kalimat kesatu
Salah
Ketika Ompi membaca surat anaknya yang memberitakan kemajuannya itu.
Benar
Ketika Ompi membaca surat anaknya yang memberitakan kemajuan itu.
• Paragraf ketiga kalimat keempat
Salah
Namun orang harus bagaimana mengatakannya, kalau orang tua itu tak hendak percaya.
Benar
Namun orang harus bagaimana mengatakan, kalau orang tua itu tak hendak percaya.
• Paragraf ketiga kalimat kelima
Salah
Malah ia memaki dan menuduh semua manusia iri hati.
Benar
Malah dia memaki dan menuduh semua manusia iri hati.
• Paragraf keempat kalimat kesatu
Salah
Sekarang kau diomongi orang-orang yang busuk mulut, anakku.
Benar
Sekarang kau diomongin orang-orang yang busuk mulut, anakku.
• Paragraf kelima kalimat ketiga
Salah
Akan tetapi, alangkah remuknya hati orang tua itu.
Benar
Akan tetapi, alangkah hancurnya hati orang tua itu.
• Paragraf keenam kalimat kesembilan
Salah
Dan ia terlentang di ranjangnya, enggak bergerak.
Benar
Dan ia terlentang di ranjangnya, tidak bergerak.

b. Penambahan Preposisi Di Antara Kata Kerja Dan Objeknya Dalam Klausa Aktif
• Paragraf kedelapan kalimat ketujuh
Salah
Dan semenjak itu., pada tiap jam empat hingga lima sore, matanya akan menatap kaca itu.
Benar
Dan semenjak itu., pada tiap jam empat hingga lima sore, matanya menatap kaca itu.

c. Penambahan Kata Kerja Bantu Adalah Dalam Klausa Ekuasional
• Paragraf ketujuh kalimat kelima.
Salah
Tapi saat-saat seperti itu, yang memberikan masa bahagia dan harapan, adalah juga masa yang menambah luka hatinya, hingga lebih meroyoh.
Benar
Tapi saat-saat seperti itu, yang memberikan masa bahagia dan harapan juga masa yang menambah luka hatinya hingga lebih meroyoh.

d. Pemasifan Kata Kerja Dalam Klausa Medial
• Paragraf kesebelas kalimat kedua
Salah
Aku sadar, bahwa tiada harapan lagi buatnya hidup lebih lama.
Benar
Aku sadar, bahwa tiada harapan lagi membuatnya hidup lebih lama.
• Paragraf kesebelas kalimat kelima
Salah
Di samping itu, secara samara-samar aku elus terus harapannya yang indah bila Indra Budiman kembali.
Benar
Di samping itu, secara samar-samar aku mengelus terus harapannya yang indah bila Indra Budiman kembali.
(Sumber: Cerpen “Anak Kebanggaan”)

e. Penambahan Kata “Untuk” Dalam Klausa Pasif
• Paragraf pertama kalimat kedua
Salah
Karena itu, polling yang akan dilakukan setelah keluarnya rekomendasi hanya untuk memetakan kekuatan dan percepatan pemenangan pasangan Sukawi-Sudharto yang diusung Partai Demokrat bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Benar
Karena itu, polling yang akan dilakukan setelah keluarnya rekomendasi hanya memetakan kekuatan dan percepatan pemenangan pasangan Sukawi-Sudharto yang diusung Partai Demokrat bersama Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
• Paragraf keenam kalimat pertama
Salah
Adapun polling yang dilakukan oleh Partai Demokrat pasca- dikeluarkannya rekomendasi, kata dia, untuk pemetaan politik di daerah berkaitan peta kekuatan pasangan Sukawi-Sudharto.
Benar
Adapun polling yang dilakukan Partai Demokrat pasca- dikeluarkannya rekomendasi, kata dia, pemetaan politik di daerah berkaitan peta kekuatan pasangan Sukawi-Sudharto.
(Sumber: Artikel Koran Suara Merdeka, Edisi Senin 11 Februari 2008 “Polling untuk Menangkan Sukawi-Sudharto”)
f. Penghilangan Kata “Oleh” Dalam Klausa Pasif
• Paragraf ketiga kalimat kedua
Salah
Dengan demikian, pembangunan yang dibiayai dana rakyat itu mengutamakan kualitas.
Benar
Dengan demikian, pembangunan yang dibiayai oleh dana rakyat itu mengutamakan kualitas.
(Sumber: artikel “Sampel Beton Diteliti Di Undip)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar